Minggu, 30 Agustus 2009

rayu rayu

Kubangunkan segenap jiwa dan raga juga hatiku
Dan sejenak membaca kenangan antara kau dan aku
Pernah terjadi dan sedang terjadi hanya di hati
Sempurna bahkan mungkin lebih
Jadilah aku yang tak berani mengungkap lebih jauh
Maka keindahanmu adalah apa yang ada di bumi dan yang tersimpan di langit
Aku tak sanggup sungguh takkan sanggup berada dalam pancaran itu
Sedang aku tak seberani singa dengan auman sebagai penghantar cintanya
Bahkan juga tak setangguh peluru yang melesat menerjang keraguan terhadap apapun
Rasanya cukup bagiku dengan nama yang kau sebut
Juga dengan senyum yang terlempar kala itu
Sungguh telah membuyarkan semua kemantapan hati
Kapan dan bagaimana semua ini pergi dan berakhir?
Sedang aku mungkin saja dapat bernafas terakhir sewaktu-waktu.

negeri shu

Di negeriku Indonesia
Kata banyak orang tentangnya
Adalah miniature surga
Adalah pesona alam yang memancar tiada habisnya
Adalah corakbudaya tingkat tinggi
Adalah warna-warni yang memikat
Adalah pribumi yang santun dan ramah
Di negeriku Indonesia
Kata sebagian orang tentangnya
Adalah harmoni yang tengah terancam
Adalah keseimbangan yang mulai pincang
Adalah segar dedaunan yang mulai menguning
Oleh tangan-tangn nakal
Oleh mulut-mulut pembual
Oleh keputusan dan kebijakan tak berakal
Sungguh telah menggoda lagi mengganggu kemesraan daun atas pohon
Pohon atas air, air atas tanah, tanah atas bumi,udara dan semuanya
Sungguh telah merampas serta merobek-robek panji keimanan alam
Sungguh telah mencabik-cabik daging kemerdekaan hidup sesame
Sungguh sungguh dan sungguh
Maka cukuplah penderitaan sampai disini
Letakkan gergaji, letakkan kapak, letakkan mesin-mesin pemerkosa hutanku
Hentikan tangan hentikan kaki hentikan otak yang banyak menjadi lawan kelestarian
Akhiri pencemaran akhiri pembabatan akhiri perusakan
Bangkit dan sadari apa yang harus kita kembalikan setelah kita rampas
Bulatkan tekad dan bergerak melayani serta mendampingi negeri ini kembali sadar dari mimpi panjang
Agar Indonesia semakin mempesona
Agar tetap berada pada puncak keindahan.

hitam dia

Apakah engkau?
Dari manakah asalmu?
Begitu lebar mulutmu sehingga mudah saja kau telan habis rumah,desa,sekolah dan kehidupan kami
Begitu hebatnya hingga tidak sulit bagimu mengubur semua kenangan lalu membayarnya dengan mimpi-mimpi buruk mengerikan
Siangmu adalah cermin atas langit dan awan yang besar sekali
Adalah kokohnya tanggul-tanggul yang sombong
Adalah eskavator-eskavator yang kuat meraung dan menyeret-nyeret tanah uruk demi
Membangkitkan tanggul
Adalah truk-truk dengan ban besar-besar merengek lalu menumpahkan urukan hingga
Melahap tanah kami
Sedangkan malammu adalah udara yang sakit
Adalah aroma anyir yang kuat mengajak paru-paru sejenak menahan
Geraknya
Adalah hening tanpa kehidupan
Hebatnya engkau hingga cukup dengan tiga tahun saja mudahnya kau melahap semuanya
Lumpur oh lumpur !
Saat ini engaku adalah nasib
Engkau adalah kambing hitam
Engkau adalah kematian
Yang jelas engkau juga adalah pembunuh.

tresno 100%

Aku pun datang dan langsung mencintaimu
Dengan perasaan jauh melebihi matahari dan siang
Jauh melampaui air dan ikan
Mungkin karena senyummu,mungkin karena tulusmu
Mungkin juga karena pesona yang begitu mendominasi
Maka apakah cinta yang akan menjadi detonator? Lantas mampu meledakkan kebekuan hati

juga apakah cinta yang akan mengeksekusi penalti? Sehingga sanggup mencetak angka pada gawang

Dan begitulah cinta dan semoga tetap ada cinta
Antara kau dan aku.

patah hatiku

Dan engkau pergi,meniggalkanku bersama segunung kekecewaan
Sesal dan jengkel telah merubah kiblat hati dari cinta yang diagungkan
Juga benci luar biasa menggenggam erat jiwa dan meremas-remas perasaan
Tak ada lagi cinta dan kemesraan
Semua hanyut berlalu bersama roamntisme masa lalu
Kenapa cinta akhirnya ternoda?
Kenapa juga kesetiaan berujung menumpuk di tempat sampah?
Kata dan kalimat manis yang selalu dihidangkan pun kini menjelma tamparan sumpah serapah,caci dan makian

Hingga muntahan-muntahan dan ludah mendadak begitu akrab denganku saat teringat dirimu

Apakah ini akhir dari cinta sejati?
Atau bahkan cinta sejati tak pernah ada?
Mungkin tetap ada cinta,tapi bukan yang sejati
Maka jelas pantang bagiku berpaling ke belakang
Karena itu tak adil bagiku.

kediamanku

Kediamanku
Kebekuanku
Kesunyianku
Dan kumulai dengan tanya
Atau kumulai dengan cerita
Terasa semuanya telah menjauh dariku
Membentangkan jarak ber-mil-mil
Kembali aku dan kediamanku
Semua yang pergi,pergi raganya dan hatinya
Atau tidak sama sekali
Aku merasa sendirian dan tetap sepi
Aku kesepian,mungkin karena sendirian
Sekarang,aku asyik menyepi
Karena sekarang,aku lebih asyik sendiri
Mungkin nanti,sendirian tidak asyik lagi
Mungkin juga,asyik jika keluar dari sepi.

mengambil posisi

Waktu perlahan berlalu
Membawa serta kejadian membahagiakan juga memilukan
Bahagia dengan cita dan cinta
Sedang pilu seiring luka dan derita
Semua 'tlah memudar hingga sirna musnah
Tapi cita dan cinta masih mengendap diantara goresan tinta kenangan yang enggan beranjak

Inginnya dihembuskan kepadanya ruh
Inginnya diteruskan inginnya dibangkitkan dari kasur kemalasannya
Lantas siapa yang akan menghembuskan?
Siapa yang harus membangkitkan keduanya?
Yang jelas bukan dia si penguasa lalim !
Bukan pula mereka yang cenderung apatis
Tapi kita,kita yang masih setia disini dan peduli atas cita cinta dan kedamaian dunia
Pada hari dan di tempat ini,kita sadari dan kita awali
Dengan hati bersih,pikiran berisi dan jasmani bergizi
Demi prestasi dan kebenaran bertaji.