Minggu, 28 Maret 2010

TERTIPU TIPU

Dan ketika senja akan berlalu
Kumulai saja bait-bait ini dengan penuh pilu
Tentang sebuah hati tak lagi meringis
Atas nama cinta dan pengkhianatan
Melampaui waktunya dan ruang kosong
Duniaku sesak oleh benci,maki dan caci
Karenamu

Kini diam adalah janjiku
Di balik tumpukan rayuan yang kuhirup
Maut hanyalah sahabat lama, sempat menengok kesedihan ini
Sendirian saja janjinya
Namun juga tak perlu berhenti jika esok masih dinanti
Lalu cahayaNya mampir sebentar mengundang imanku berpacu
Dari sandaran keyakinan rapuhku
Agar berani melepaskan beku derita itu
Dan melemparkan bualan tentang cinta yang pernah disanjung
Mulai kulawan nikmat omong kosong itu dengan sisa-sisa nafas
Juga karenamu

Selalu saja nama itu
Mondar-mandir menyusuri otakku
Cukup merepotkan jaringan syaraf
Berangkai dengan janji-janji berikut pengingkaran
Dengan bangga kau benturkan semuanya ke kepalaku
Terima kasih adalah barang mahal yang mustahil kau jual
Sedang kecurangan semakin banyak diobral hingga tercecer
Kalimat cinta begitu murah kau jajakan
Habiskan malu asalkan laku
Aku lucu tertipu harga bujuk dan rayu
Yang penting senang apapun ku tuju
Masih karenamu

Malam-malam tinggallah melintasi
Rasa hati tak lagi sepi
Cinta lain menghampiri lebih kokoh tak bertumpuk janji
Lebih berani dan istimewa tak takut mati
kuucapkan kata sombong yang paling tinggi
Untuk setiap balasan murah janji

NASIB SANG PECINTA

Dan ketika senja akan berlalu
Kumulai saja bait-bait ini dengan penuh pilu
Tentang sebuah hati tak lagi meringis
Atas nama cinta dan pengkhianatan
Melampaui waktunya dan ruang kosong
Duniaku sesak oleh benci,maki dan caci
Karenamu

Kini diam adalah janjiku
Di balik
Dan maut hanyalah sahabat lama, datang menengok kesedihan ini
Sendirian saja janjinya
Tapi telah kulihat cahaya
Bersandar pada keyakinan rapuhku
Lantas hendak ikut berlalu
Juga karenamu

Selalu saja nama itu
Mondar-mandir menyusuri otakku
Sedang aku masih tak sempat berontak
Kepada hening jika jasad ini kesepian
Dari penjara hati yang kau pakaikan
Tetap karenamu

Malam-malam tinggallah melintasi
Rasa hati masih sepi
Ada cinta yang menyendiri
Di tengah dada kering milikku
Menjauhi harapan setiap organku
Ucapkan kata sombong yang paling tinggi
Tanpa jawaban tiada terduga
Semua karenamu

PATAH HATI

Langit seperti bosan mengawasiku
Ujung rambut hingga ujung kaki tak dapat menerimanya
Aku diusir dari lingkaran cinta yang sebelumnya kujadikan ratu
Apakah hukuman ataukah harga yang harus kubayar dari ketidaksempurnaanku ?
Masihkah ada kesialan yang berlevel lebih tinggi dari ini ?
Kekecewaanku sudah tak berbentuk lagi
Entah bulat,persegi,lonjong bahkan trapesium
Semua menjadi satu pilihan hitam bagiku
Otak ingin saja kubuang agar tak lagi dirundung pilu karena kebodohanmu
Kau jadikan aku sampah atas segala yang telah kau rampas dariku
Sisanya hanyalah aku sampah kotor jijik olehmu
Walau begitu aku belum lupa bagaimanapun kau pernah memujaku
Hingga kuterbangun dari semu yang jajakan itu
Sungguh jebakan yang murah untuk sebuah ketulusanku
Kurasa tak ada yang lebih manis dari segala bujuk rayu yang menawanku
Dan celakanya sampai aku pernah berpikir agar layak mati di pelukanmu
Sungguh gelar juara paling tinggi apakah yang pantas kau terima atas perangkapmu ini ?

KERINDUANKU

Biar saja waktu terus menghindari kejarku
Dan memberikanku kesempatan untuk segera merampungkan gunungan rinduku
Sampai kutemukan ruang yang tepat agar dapat kuletakkan gunungan itu
Ini sudah menjadi yang paling tinggi dari letusan perasaanku
Hingga tak cukup jauh untuk menempuh ujung jalan rasa ini
Entah harus berkendara apa guna melewati dan tiba menjemputnya
Tak mampu kuhitung berapa millennia agar sebanding dengan waktu terkuburnya itu
Terkubur sangat dalam begitu dalam
Kuyakini tak ada penyakit manapun yang setara ganasnya daripada ini
Dan teriakan rindu ini jauh melebihi seram jerit para pendosa di Neraka
Tuhan sungguh tega atas ciptaanNya yang satu ini
Lebih baik berdosa dibanding harus menanggung terjangan rindu
Setitik nafsu kubangkitkan agar sedetik menolak siksa jiwa raga ini
Namun kelumpuhan sungguh telah merampas segalanya
Mustahil kubayangkan sosokmu apalagi melihat dan bertemu
Sesekali muncul secuil keinginan berontak terhadap ini
Lagi itupun dibinasakan oleh waktu dan sakit yang mendera hebat
Mungkin suatu saat kau akan tahu dan terseret merasakannya
Suatu saat yang belum tentu dikehendaki Tuhan
Sedang aku diam dan terhapus waktu.

JATUH CINTA

Aku berhenti dari kedipan ini
Juga raga yang dipaksa berhenti mematuhi gerak
Akal juga hatiku terasa menyepakati sesuatu
Hal yang biasa orang sebut CINTA
Sebuah keindahan telah menahanku dari hasrat arah kaki
Tiada nyali untuk kumenduga apakah wujud kaum Hawa ataukah fatamorgana surga
Sejenak mataku dimanja oleh damai pandangan ini
Dan kuingin waktu tak bosan menunggu sampai kubiarkan kata “puas” lolos dari bibir ini
Rasa kehendak hati agar semua kesempatan benar-benar dalam kendaliku
Yang akan kulupakan siang dan malam dipenuhi kekagumanku
Sumpah ! sekujur tubuh akan menyesal berkepanjangan jika sampai membiarkan keajaiban ini memutuskan untuk menghilang dari pecandunya ini
Tuhan Maha menciptakan dan berkehendak
Kurasa tak perlu lagi membayangkan bidadari akan seperti apa dibanding apa yang kualami detik ini

Memang tak adil jika berpikir semua ini tak berakhiran
Namun apa daya atas takdir yang mustahil kuperintah
Dan sudah kusangka ringan saja perasaan ini ditinggalkan waktu tanpa sempat kutumpahkan cinta dan kagum ini kepadamu
Kemudian kau berlalu dengan meninggalkan tanya di benakku tentang siapa namamu.