Senin, 02 Agustus 2010

Rindu Yang Tak Ingin

Kutahu arti berpisah

Memilih pijakan di tempat berbeda

Tak ada di tangkapan mataku namun hati sangat terganggu

Rasa apakah ini yang mengajakku berputar-putar

Akibat apakah ini yang tegas menerobos damaiku

Tak ingin terus begini tapi juga tak ingin terburu mengakhiri

Andai bukan karena pernah saling mengisi hati

Andai bukan soal sempat saling berbagi

Menjadikan pertanyaan yang dibawa pulang

Lalu menoreh sesal yang tak pernah sanggup dihentikan

Sudah kini hidup sendiri-sendiri dan terasing

Dan mustahil terhapus dari tinta sejarah

Inikah rindu yang tak ingin

Inikah rindu yang tak perlu

Dan kebersamaan adalah harga yang belum lunas

Sedang perpisahan adalah pilihan tepat saat tak dapat melunasinya

Begini aku menyesali rindu

Aku dan rindu yang tak ingin.

Pengunjung Hati

Kurasa takkan mampu diriku

Tenggelamkan kenangan tentangmu

Begitu indah kau pinjamkan kedamaian

Sangat indah sabar kau berikan

Denganmu tak kubutuhkan dunia

Bersamamu tak kupedulikan kematian

Kau bantu Tuhan maniskan hariku

Kau bahagiakan Tuhan dengan senyumanku

Namun kini sudah...

Semua berlalu membunuhku

Dan berakhir sangat dalam

Kau rampas hati dan harapan

Kau kutuk dan aku terpuruk

Selalu kuharap salah keputusanmu

Terus kuyakin salah takdirku

Tak ada melainkan aku dan bertahan

Tidak selain mohon pengertianmu

Aku habislah

Aku selesailah

Kini kunanti kibaran kemenanganmu meriahkan ratapanku

Kurindu tawa sorakmu lengkapi keterpurukanku.

Ternyata Cinta

Kutahu kau selalu ada

Senantiasa bersemayam dan mengumbar warna

Untuk dunia terpaksa kubawakan cerita

Tak disebut kapan bermula namun semakin terasa

Entahlah, apa aku pantas ?

Kuharap kita dapat saling mengerti

Dan ajarkan bagaimana harus melayanimu

Jangan jadikan aku penggemar kepada selainmu

Yang kuingin kita tetap berada diatas alas masing-masing

Menjaga porsi dan posisi

Tak ingin kubicarakan siapa cintaku dan bagaimana aku mencintainya

Karena kutahu sebenarnya antara berdua

Hanya kuingin selalu ada dan dibutuhkan

Pergi dan tak merasa rugi

Kurasa itu terbaik.

Jumat, 16 Juli 2010

Pesona

Ketika bertemu sungguh ku tak tahu cara menghalangi takjubku

Kala berkenalan sumpah semakin mustahil kutepis perasaanku

Saat berdekatan pun kuingin waktu berhenti selamanya kurental sepuasku

Kulahap pandanganmu lapar ber-milennia

Kunikmati tiap huruf produksi mulutmu

Kutangkap gerakmu bukti kekuasaanNya

Terus kunikmati takjubku sepanjangnya

Sampai kulepas waktu pikirkan selainmu

Hingga kutahan pujian untuk Tuhanku

Menarilah dan undang kematianku

Senandunglah serukan dahagaku

Tamparlah tegaskan kenyataanku

Sempurnakan dunia dan bantulah Tuhan meyakinkan kau pasanganku.

Puaskah

Ingin terbentur ke palung hatimu

Investigasiku kepada tiap inci-nya

Coba memunguti serakan rasa yang kau yatimkan

Lalu kutangisi sepanjang langit belum runtuh

Air mata mustahil kuobral jika cukup ini yang kau sayatkan di imanku

Kutanyakan warna salah apa kau pilihkan untukku

Segala begitu gelap buatku dari sekedar padam matahari

Lebih asyik bagiku tenggelam neraka daripada ini

Lalu pantas kumaki Tuhan dari takdir bodoh ini

Syahadatku untukmu sebagai tawanan hati

Kuundang badai mengantar pada wangimu menamparku

Legit kau merajai deras darahku

Paksa tarian mematikan dalam otakku

Robekan tangisanku menjadi imbalan mahal ketimbang perbudakan ummat ini

Maka tak ada cukupmu sampai ajalku cinta palsu darimu

Kuseduhkan minuman kautsar untuk dengarkan ceritamu

Singgahlah sejenak agar terbagi risaumu

Kutahu tak tersisa maaf untukku paling tidak menjadi solusi khawatirku

Segenap jiwa-raga menjamur hingga bumi mengambil keputusannya

Adakah rasa setelah kuterbangun linglung di emperan pelabuhanmu ?

Bantu aku melepas genggaman jemarimu agar ikhlas berlalu melayani kejaran waktu

Mengharapkan purnama sejenak menghampiri hati

Usapkan gelisah untuk rasa yang tersesat

Safariku jagad raya bukan numpang lewat sirkuit hati biasa kau dengungkan

Entah apa kau pikir aku bermain petak-umpet sebentar muncul sebentar hilang

Tak kujangkau meski kearah tidur matahari

Apa bertahan saja belum cukup menghamba untukmu ?

Adakah lagi samudera belum sampai diludahi mataku ?

Adakah lagi tanah belum disapa langkah gontaiku ?

Adakah lagi langit belum dipuas hitam khutbah-ku ?

Aku kangen dagangan janjimu

Janji setia janji yang mengutukku bertahan senyuman

Dalam hati dalam ruang kau injak-injak makian sakti

Tak membunuhku hanya terkapar kecuranganmu

Tunggulah hingga miskin dayaku lantas mulai dengan sabda mautmu

Aku gulita sebab kemilau dustamu

Jangan buatkan nafas indah sebelum kubosan pura-puramu

Lebih kupilih tamparan ketimbang belaianmu karena kupeduli karena lebih asyik pengkhianatanmu

Biar kubantu pilih pedang yang lebih menyakitiku

Tak lupa kutawarkan garam super asin sebagai selai lukanya

Hanya butuh sedikit tenagamu teguhkan tanah kuburku

Atau tiupkan nyanyian rayu agar terhempas ke bumi tak ragu.

Temanku

Pagi kupasang senyuman pada layout langitmu, berhentak sekujur tubuh dari malam lelapku

Cukup tenang gayamu hari ini seolah hanya aku penghunimu

Masih diam berhenti kuhadang sejukmu dan menunggu sejolimu yang sombong itu

Yah..matahari belum bosan mengantarmu pada malam gelamour kelap-kelip

Kubersumpah memulangkanmu pada kejayaan, kejayaan bentakan si jantan sebelum raungan besi-besi

Kejayaan tembang tuturan Ilahi

Maka berhentilah menangisi hari-hari dan rebutlah mimpi dari angkuhnya penguasa negeri

Pagi-ku..jangan bosan mengundangku berpuisi untukmu.

Rabu, 16 Juni 2010

Cintaku Padamu

Cintaku padamu adalah Tuhan yang kuciptakan untuk mengendalikan semesta ber-asmara

Maka tak ada hidup yang lebih baik tanpa mencintaimu

Tak ada dunia yang berputar tanpa energimu

Dan tak ada kiamat melainkan kepergianmu dariku.

Belum hilang pertanyaanku tentang mantera apa yang kau tiupkan

Hingga mudah saja kutanggalkan segalanya untuk sekedar berbalas senyuman darimu.

Racuni aku dengan senyumanmu agar aku tidak terburu menyebut Tuhan tidak berguna

Tenggelamkan aku ke dalam sumur nafsumu agar tak ada sesalku saat kafir meregang nyawa akibat pelukanmu.

Hingga kugadaikan semesta ini tak cukup mampu menebus obat kerinduanku padamu

Maka dengan segala cara akan kusingkirkan apa saja yang menghalangiku bertemu denganmu, meski Tuhan sekalipun.

Tapi rasanya wajib belajar langsung kepada Tuhan untuk dapat menyatakan cinta padamu

Dan kudiamkan kau menjajah hatiku

Namun bila tidak; bagiku tak ada gunanya Tuhan menciptakan semesta ini.

Minggu, 28 Maret 2010

TERTIPU TIPU

Dan ketika senja akan berlalu
Kumulai saja bait-bait ini dengan penuh pilu
Tentang sebuah hati tak lagi meringis
Atas nama cinta dan pengkhianatan
Melampaui waktunya dan ruang kosong
Duniaku sesak oleh benci,maki dan caci
Karenamu

Kini diam adalah janjiku
Di balik tumpukan rayuan yang kuhirup
Maut hanyalah sahabat lama, sempat menengok kesedihan ini
Sendirian saja janjinya
Namun juga tak perlu berhenti jika esok masih dinanti
Lalu cahayaNya mampir sebentar mengundang imanku berpacu
Dari sandaran keyakinan rapuhku
Agar berani melepaskan beku derita itu
Dan melemparkan bualan tentang cinta yang pernah disanjung
Mulai kulawan nikmat omong kosong itu dengan sisa-sisa nafas
Juga karenamu

Selalu saja nama itu
Mondar-mandir menyusuri otakku
Cukup merepotkan jaringan syaraf
Berangkai dengan janji-janji berikut pengingkaran
Dengan bangga kau benturkan semuanya ke kepalaku
Terima kasih adalah barang mahal yang mustahil kau jual
Sedang kecurangan semakin banyak diobral hingga tercecer
Kalimat cinta begitu murah kau jajakan
Habiskan malu asalkan laku
Aku lucu tertipu harga bujuk dan rayu
Yang penting senang apapun ku tuju
Masih karenamu

Malam-malam tinggallah melintasi
Rasa hati tak lagi sepi
Cinta lain menghampiri lebih kokoh tak bertumpuk janji
Lebih berani dan istimewa tak takut mati
kuucapkan kata sombong yang paling tinggi
Untuk setiap balasan murah janji

NASIB SANG PECINTA

Dan ketika senja akan berlalu
Kumulai saja bait-bait ini dengan penuh pilu
Tentang sebuah hati tak lagi meringis
Atas nama cinta dan pengkhianatan
Melampaui waktunya dan ruang kosong
Duniaku sesak oleh benci,maki dan caci
Karenamu

Kini diam adalah janjiku
Di balik
Dan maut hanyalah sahabat lama, datang menengok kesedihan ini
Sendirian saja janjinya
Tapi telah kulihat cahaya
Bersandar pada keyakinan rapuhku
Lantas hendak ikut berlalu
Juga karenamu

Selalu saja nama itu
Mondar-mandir menyusuri otakku
Sedang aku masih tak sempat berontak
Kepada hening jika jasad ini kesepian
Dari penjara hati yang kau pakaikan
Tetap karenamu

Malam-malam tinggallah melintasi
Rasa hati masih sepi
Ada cinta yang menyendiri
Di tengah dada kering milikku
Menjauhi harapan setiap organku
Ucapkan kata sombong yang paling tinggi
Tanpa jawaban tiada terduga
Semua karenamu

PATAH HATI

Langit seperti bosan mengawasiku
Ujung rambut hingga ujung kaki tak dapat menerimanya
Aku diusir dari lingkaran cinta yang sebelumnya kujadikan ratu
Apakah hukuman ataukah harga yang harus kubayar dari ketidaksempurnaanku ?
Masihkah ada kesialan yang berlevel lebih tinggi dari ini ?
Kekecewaanku sudah tak berbentuk lagi
Entah bulat,persegi,lonjong bahkan trapesium
Semua menjadi satu pilihan hitam bagiku
Otak ingin saja kubuang agar tak lagi dirundung pilu karena kebodohanmu
Kau jadikan aku sampah atas segala yang telah kau rampas dariku
Sisanya hanyalah aku sampah kotor jijik olehmu
Walau begitu aku belum lupa bagaimanapun kau pernah memujaku
Hingga kuterbangun dari semu yang jajakan itu
Sungguh jebakan yang murah untuk sebuah ketulusanku
Kurasa tak ada yang lebih manis dari segala bujuk rayu yang menawanku
Dan celakanya sampai aku pernah berpikir agar layak mati di pelukanmu
Sungguh gelar juara paling tinggi apakah yang pantas kau terima atas perangkapmu ini ?

KERINDUANKU

Biar saja waktu terus menghindari kejarku
Dan memberikanku kesempatan untuk segera merampungkan gunungan rinduku
Sampai kutemukan ruang yang tepat agar dapat kuletakkan gunungan itu
Ini sudah menjadi yang paling tinggi dari letusan perasaanku
Hingga tak cukup jauh untuk menempuh ujung jalan rasa ini
Entah harus berkendara apa guna melewati dan tiba menjemputnya
Tak mampu kuhitung berapa millennia agar sebanding dengan waktu terkuburnya itu
Terkubur sangat dalam begitu dalam
Kuyakini tak ada penyakit manapun yang setara ganasnya daripada ini
Dan teriakan rindu ini jauh melebihi seram jerit para pendosa di Neraka
Tuhan sungguh tega atas ciptaanNya yang satu ini
Lebih baik berdosa dibanding harus menanggung terjangan rindu
Setitik nafsu kubangkitkan agar sedetik menolak siksa jiwa raga ini
Namun kelumpuhan sungguh telah merampas segalanya
Mustahil kubayangkan sosokmu apalagi melihat dan bertemu
Sesekali muncul secuil keinginan berontak terhadap ini
Lagi itupun dibinasakan oleh waktu dan sakit yang mendera hebat
Mungkin suatu saat kau akan tahu dan terseret merasakannya
Suatu saat yang belum tentu dikehendaki Tuhan
Sedang aku diam dan terhapus waktu.

JATUH CINTA

Aku berhenti dari kedipan ini
Juga raga yang dipaksa berhenti mematuhi gerak
Akal juga hatiku terasa menyepakati sesuatu
Hal yang biasa orang sebut CINTA
Sebuah keindahan telah menahanku dari hasrat arah kaki
Tiada nyali untuk kumenduga apakah wujud kaum Hawa ataukah fatamorgana surga
Sejenak mataku dimanja oleh damai pandangan ini
Dan kuingin waktu tak bosan menunggu sampai kubiarkan kata “puas” lolos dari bibir ini
Rasa kehendak hati agar semua kesempatan benar-benar dalam kendaliku
Yang akan kulupakan siang dan malam dipenuhi kekagumanku
Sumpah ! sekujur tubuh akan menyesal berkepanjangan jika sampai membiarkan keajaiban ini memutuskan untuk menghilang dari pecandunya ini
Tuhan Maha menciptakan dan berkehendak
Kurasa tak perlu lagi membayangkan bidadari akan seperti apa dibanding apa yang kualami detik ini

Memang tak adil jika berpikir semua ini tak berakhiran
Namun apa daya atas takdir yang mustahil kuperintah
Dan sudah kusangka ringan saja perasaan ini ditinggalkan waktu tanpa sempat kutumpahkan cinta dan kagum ini kepadamu
Kemudian kau berlalu dengan meninggalkan tanya di benakku tentang siapa namamu.