Kutahu arti berpisah
Memilih pijakan di tempat berbeda
Tak ada di tangkapan mataku namun hati sangat terganggu
Rasa apakah ini yang mengajakku berputar-putar
Akibat apakah ini yang tegas menerobos damaiku
Tak ingin terus begini tapi juga tak ingin terburu mengakhiri
Andai bukan karena pernah saling mengisi hati
Andai bukan soal sempat saling berbagi
Menjadikan pertanyaan yang dibawa pulang
Lalu menoreh sesal yang tak pernah sanggup dihentikan
Sudah kini hidup sendiri-sendiri dan terasing
Dan mustahil terhapus dari tinta sejarah
Inikah rindu yang tak ingin
Inikah rindu yang tak perlu
Dan kebersamaan adalah harga yang belum lunas
Sedang perpisahan adalah pilihan tepat saat tak dapat melunasinya
Begini aku menyesali rindu
Aku dan rindu yang tak ingin.
Senin, 02 Agustus 2010
Pengunjung Hati
Kurasa takkan mampu diriku
Tenggelamkan kenangan tentangmu
Begitu indah kau pinjamkan kedamaian
Sangat indah sabar kau berikan
Denganmu tak kubutuhkan dunia
Bersamamu tak kupedulikan kematian
Kau bantu Tuhan maniskan hariku
Kau bahagiakan Tuhan dengan senyumanku
Namun kini sudah...
Semua berlalu membunuhku
Dan berakhir sangat dalam
Kau rampas hati dan harapan
Kau kutuk dan aku terpuruk
Selalu kuharap salah keputusanmu
Terus kuyakin salah takdirku
Tak ada melainkan aku dan bertahan
Tidak selain mohon pengertianmu
Aku habislah
Aku selesailah
Kini kunanti kibaran kemenanganmu meriahkan ratapanku
Kurindu tawa sorakmu lengkapi keterpurukanku.
Tenggelamkan kenangan tentangmu
Begitu indah kau pinjamkan kedamaian
Sangat indah sabar kau berikan
Denganmu tak kubutuhkan dunia
Bersamamu tak kupedulikan kematian
Kau bantu Tuhan maniskan hariku
Kau bahagiakan Tuhan dengan senyumanku
Namun kini sudah...
Semua berlalu membunuhku
Dan berakhir sangat dalam
Kau rampas hati dan harapan
Kau kutuk dan aku terpuruk
Selalu kuharap salah keputusanmu
Terus kuyakin salah takdirku
Tak ada melainkan aku dan bertahan
Tidak selain mohon pengertianmu
Aku habislah
Aku selesailah
Kini kunanti kibaran kemenanganmu meriahkan ratapanku
Kurindu tawa sorakmu lengkapi keterpurukanku.
Ternyata Cinta
Kutahu kau selalu ada
Senantiasa bersemayam dan mengumbar warna
Untuk dunia terpaksa kubawakan cerita
Tak disebut kapan bermula namun semakin terasa
Entahlah, apa aku pantas ?
Kuharap kita dapat saling mengerti
Dan ajarkan bagaimana harus melayanimu
Jangan jadikan aku penggemar kepada selainmu
Yang kuingin kita tetap berada diatas alas masing-masing
Menjaga porsi dan posisi
Tak ingin kubicarakan siapa cintaku dan bagaimana aku mencintainya
Karena kutahu sebenarnya antara berdua
Hanya kuingin selalu ada dan dibutuhkan
Pergi dan tak merasa rugi
Kurasa itu terbaik.
Senantiasa bersemayam dan mengumbar warna
Untuk dunia terpaksa kubawakan cerita
Tak disebut kapan bermula namun semakin terasa
Entahlah, apa aku pantas ?
Kuharap kita dapat saling mengerti
Dan ajarkan bagaimana harus melayanimu
Jangan jadikan aku penggemar kepada selainmu
Yang kuingin kita tetap berada diatas alas masing-masing
Menjaga porsi dan posisi
Tak ingin kubicarakan siapa cintaku dan bagaimana aku mencintainya
Karena kutahu sebenarnya antara berdua
Hanya kuingin selalu ada dan dibutuhkan
Pergi dan tak merasa rugi
Kurasa itu terbaik.
Jumat, 16 Juli 2010
Pesona
Ketika bertemu sungguh ku tak tahu cara menghalangi takjubku
Kala berkenalan sumpah semakin mustahil kutepis perasaanku
Saat berdekatan pun kuingin waktu berhenti selamanya kurental sepuasku
Kulahap pandanganmu lapar ber-milennia
Kunikmati tiap huruf produksi mulutmu
Kutangkap gerakmu bukti kekuasaanNya
Terus kunikmati takjubku sepanjangnya
Sampai kulepas waktu pikirkan selainmu
Hingga kutahan pujian untuk Tuhanku
Menarilah dan undang kematianku
Senandunglah serukan dahagaku
Tamparlah tegaskan kenyataanku
Sempurnakan dunia dan bantulah Tuhan meyakinkan kau pasanganku.
Kala berkenalan sumpah semakin mustahil kutepis perasaanku
Saat berdekatan pun kuingin waktu berhenti selamanya kurental sepuasku
Kulahap pandanganmu lapar ber-milennia
Kunikmati tiap huruf produksi mulutmu
Kutangkap gerakmu bukti kekuasaanNya
Terus kunikmati takjubku sepanjangnya
Sampai kulepas waktu pikirkan selainmu
Hingga kutahan pujian untuk Tuhanku
Menarilah dan undang kematianku
Senandunglah serukan dahagaku
Tamparlah tegaskan kenyataanku
Sempurnakan dunia dan bantulah Tuhan meyakinkan kau pasanganku.
Puaskah
Ingin terbentur ke palung hatimu
Investigasiku kepada tiap inci-nya
Coba memunguti serakan rasa yang kau yatimkan
Lalu kutangisi sepanjang langit belum runtuh
Air mata mustahil kuobral jika cukup ini yang kau sayatkan di imanku
Kutanyakan warna salah apa kau pilihkan untukku
Segala begitu gelap buatku dari sekedar padam matahari
Lebih asyik bagiku tenggelam neraka daripada ini
Lalu pantas kumaki Tuhan dari takdir bodoh ini
Syahadatku untukmu sebagai tawanan hati
Kuundang badai mengantar pada wangimu menamparku
Legit kau merajai deras darahku
Paksa tarian mematikan dalam otakku
Robekan tangisanku menjadi imbalan mahal ketimbang perbudakan ummat ini
Maka tak ada cukupmu sampai ajalku cinta palsu darimu
Kuseduhkan minuman kautsar untuk dengarkan ceritamu
Singgahlah sejenak agar terbagi risaumu
Kutahu tak tersisa maaf untukku paling tidak menjadi solusi khawatirku
Segenap jiwa-raga menjamur hingga bumi mengambil keputusannya
Adakah rasa setelah kuterbangun linglung di emperan pelabuhanmu ?
Bantu aku melepas genggaman jemarimu agar ikhlas berlalu melayani kejaran waktu
Mengharapkan purnama sejenak menghampiri hati
Usapkan gelisah untuk rasa yang tersesat
Safariku jagad raya bukan numpang lewat sirkuit hati biasa kau dengungkan
Entah apa kau pikir aku bermain petak-umpet sebentar muncul sebentar hilang
Tak kujangkau meski kearah tidur matahari
Apa bertahan saja belum cukup menghamba untukmu ?
Adakah lagi samudera belum sampai diludahi mataku ?
Adakah lagi tanah belum disapa langkah gontaiku ?
Adakah lagi langit belum dipuas hitam khutbah-ku ?
Aku kangen dagangan janjimu
Janji setia janji yang mengutukku bertahan senyuman
Dalam hati dalam ruang kau injak-injak makian sakti
Tak membunuhku hanya terkapar kecuranganmu
Tunggulah hingga miskin dayaku lantas mulai dengan sabda mautmu
Aku gulita sebab kemilau dustamu
Jangan buatkan nafas indah sebelum kubosan pura-puramu
Lebih kupilih tamparan ketimbang belaianmu karena kupeduli karena lebih asyik pengkhianatanmu
Biar kubantu pilih pedang yang lebih menyakitiku
Tak lupa kutawarkan garam super asin sebagai selai lukanya
Hanya butuh sedikit tenagamu teguhkan tanah kuburku
Atau tiupkan nyanyian rayu agar terhempas ke bumi tak ragu.
Investigasiku kepada tiap inci-nya
Coba memunguti serakan rasa yang kau yatimkan
Lalu kutangisi sepanjang langit belum runtuh
Air mata mustahil kuobral jika cukup ini yang kau sayatkan di imanku
Kutanyakan warna salah apa kau pilihkan untukku
Segala begitu gelap buatku dari sekedar padam matahari
Lebih asyik bagiku tenggelam neraka daripada ini
Lalu pantas kumaki Tuhan dari takdir bodoh ini
Syahadatku untukmu sebagai tawanan hati
Kuundang badai mengantar pada wangimu menamparku
Legit kau merajai deras darahku
Paksa tarian mematikan dalam otakku
Robekan tangisanku menjadi imbalan mahal ketimbang perbudakan ummat ini
Maka tak ada cukupmu sampai ajalku cinta palsu darimu
Kuseduhkan minuman kautsar untuk dengarkan ceritamu
Singgahlah sejenak agar terbagi risaumu
Kutahu tak tersisa maaf untukku paling tidak menjadi solusi khawatirku
Segenap jiwa-raga menjamur hingga bumi mengambil keputusannya
Adakah rasa setelah kuterbangun linglung di emperan pelabuhanmu ?
Bantu aku melepas genggaman jemarimu agar ikhlas berlalu melayani kejaran waktu
Mengharapkan purnama sejenak menghampiri hati
Usapkan gelisah untuk rasa yang tersesat
Safariku jagad raya bukan numpang lewat sirkuit hati biasa kau dengungkan
Entah apa kau pikir aku bermain petak-umpet sebentar muncul sebentar hilang
Tak kujangkau meski kearah tidur matahari
Apa bertahan saja belum cukup menghamba untukmu ?
Adakah lagi samudera belum sampai diludahi mataku ?
Adakah lagi tanah belum disapa langkah gontaiku ?
Adakah lagi langit belum dipuas hitam khutbah-ku ?
Aku kangen dagangan janjimu
Janji setia janji yang mengutukku bertahan senyuman
Dalam hati dalam ruang kau injak-injak makian sakti
Tak membunuhku hanya terkapar kecuranganmu
Tunggulah hingga miskin dayaku lantas mulai dengan sabda mautmu
Aku gulita sebab kemilau dustamu
Jangan buatkan nafas indah sebelum kubosan pura-puramu
Lebih kupilih tamparan ketimbang belaianmu karena kupeduli karena lebih asyik pengkhianatanmu
Biar kubantu pilih pedang yang lebih menyakitiku
Tak lupa kutawarkan garam super asin sebagai selai lukanya
Hanya butuh sedikit tenagamu teguhkan tanah kuburku
Atau tiupkan nyanyian rayu agar terhempas ke bumi tak ragu.
Temanku
Pagi kupasang senyuman pada layout langitmu, berhentak sekujur tubuh dari malam lelapku
Cukup tenang gayamu hari ini seolah hanya aku penghunimu
Masih diam berhenti kuhadang sejukmu dan menunggu sejolimu yang sombong itu
Yah..matahari belum bosan mengantarmu pada malam gelamour kelap-kelip
Kubersumpah memulangkanmu pada kejayaan, kejayaan bentakan si jantan sebelum raungan besi-besi
Kejayaan tembang tuturan Ilahi
Maka berhentilah menangisi hari-hari dan rebutlah mimpi dari angkuhnya penguasa negeri
Pagi-ku..jangan bosan mengundangku berpuisi untukmu.
Cukup tenang gayamu hari ini seolah hanya aku penghunimu
Masih diam berhenti kuhadang sejukmu dan menunggu sejolimu yang sombong itu
Yah..matahari belum bosan mengantarmu pada malam gelamour kelap-kelip
Kubersumpah memulangkanmu pada kejayaan, kejayaan bentakan si jantan sebelum raungan besi-besi
Kejayaan tembang tuturan Ilahi
Maka berhentilah menangisi hari-hari dan rebutlah mimpi dari angkuhnya penguasa negeri
Pagi-ku..jangan bosan mengundangku berpuisi untukmu.
Rabu, 16 Juni 2010
Cintaku Padamu
Cintaku padamu adalah Tuhan yang kuciptakan untuk mengendalikan semesta ber-asmara
Maka tak ada hidup yang lebih baik tanpa mencintaimu
Tak ada dunia yang berputar tanpa energimu
Dan tak ada kiamat melainkan kepergianmu dariku.
Belum hilang pertanyaanku tentang mantera apa yang kau tiupkan
Hingga mudah saja kutanggalkan segalanya untuk sekedar berbalas senyuman darimu.
Racuni aku dengan senyumanmu agar aku tidak terburu menyebut Tuhan tidak berguna
Tenggelamkan aku ke dalam sumur nafsumu agar tak ada sesalku saat kafir meregang nyawa akibat pelukanmu.
Hingga kugadaikan semesta ini tak cukup mampu menebus obat kerinduanku padamu
Maka dengan segala cara akan kusingkirkan apa saja yang menghalangiku bertemu denganmu, meski Tuhan sekalipun.
Tapi rasanya wajib belajar langsung kepada Tuhan untuk dapat menyatakan cinta padamu
Dan kudiamkan kau menjajah hatiku
Namun bila tidak; bagiku tak ada gunanya Tuhan menciptakan semesta ini.
Maka tak ada hidup yang lebih baik tanpa mencintaimu
Tak ada dunia yang berputar tanpa energimu
Dan tak ada kiamat melainkan kepergianmu dariku.
Belum hilang pertanyaanku tentang mantera apa yang kau tiupkan
Hingga mudah saja kutanggalkan segalanya untuk sekedar berbalas senyuman darimu.
Racuni aku dengan senyumanmu agar aku tidak terburu menyebut Tuhan tidak berguna
Tenggelamkan aku ke dalam sumur nafsumu agar tak ada sesalku saat kafir meregang nyawa akibat pelukanmu.
Hingga kugadaikan semesta ini tak cukup mampu menebus obat kerinduanku padamu
Maka dengan segala cara akan kusingkirkan apa saja yang menghalangiku bertemu denganmu, meski Tuhan sekalipun.
Tapi rasanya wajib belajar langsung kepada Tuhan untuk dapat menyatakan cinta padamu
Dan kudiamkan kau menjajah hatiku
Namun bila tidak; bagiku tak ada gunanya Tuhan menciptakan semesta ini.
Minggu, 28 Maret 2010
TERTIPU TIPU
Dan ketika senja akan berlalu
Kumulai saja bait-bait ini dengan penuh pilu
Tentang sebuah hati tak lagi meringis
Atas nama cinta dan pengkhianatan
Melampaui waktunya dan ruang kosong
Duniaku sesak oleh benci,maki dan caci
Karenamu
Kini diam adalah janjiku
Di balik tumpukan rayuan yang kuhirup
Maut hanyalah sahabat lama, sempat menengok kesedihan ini
Sendirian saja janjinya
Namun juga tak perlu berhenti jika esok masih dinanti
Lalu cahayaNya mampir sebentar mengundang imanku berpacu
Dari sandaran keyakinan rapuhku
Agar berani melepaskan beku derita itu
Dan melemparkan bualan tentang cinta yang pernah disanjung
Mulai kulawan nikmat omong kosong itu dengan sisa-sisa nafas
Juga karenamu
Selalu saja nama itu
Mondar-mandir menyusuri otakku
Cukup merepotkan jaringan syaraf
Berangkai dengan janji-janji berikut pengingkaran
Dengan bangga kau benturkan semuanya ke kepalaku
Terima kasih adalah barang mahal yang mustahil kau jual
Sedang kecurangan semakin banyak diobral hingga tercecer
Kalimat cinta begitu murah kau jajakan
Habiskan malu asalkan laku
Aku lucu tertipu harga bujuk dan rayu
Yang penting senang apapun ku tuju
Masih karenamu
Malam-malam tinggallah melintasi
Rasa hati tak lagi sepi
Cinta lain menghampiri lebih kokoh tak bertumpuk janji
Lebih berani dan istimewa tak takut mati
kuucapkan kata sombong yang paling tinggi
Untuk setiap balasan murah janji
Kumulai saja bait-bait ini dengan penuh pilu
Tentang sebuah hati tak lagi meringis
Atas nama cinta dan pengkhianatan
Melampaui waktunya dan ruang kosong
Duniaku sesak oleh benci,maki dan caci
Karenamu
Kini diam adalah janjiku
Di balik tumpukan rayuan yang kuhirup
Maut hanyalah sahabat lama, sempat menengok kesedihan ini
Sendirian saja janjinya
Namun juga tak perlu berhenti jika esok masih dinanti
Lalu cahayaNya mampir sebentar mengundang imanku berpacu
Dari sandaran keyakinan rapuhku
Agar berani melepaskan beku derita itu
Dan melemparkan bualan tentang cinta yang pernah disanjung
Mulai kulawan nikmat omong kosong itu dengan sisa-sisa nafas
Juga karenamu
Selalu saja nama itu
Mondar-mandir menyusuri otakku
Cukup merepotkan jaringan syaraf
Berangkai dengan janji-janji berikut pengingkaran
Dengan bangga kau benturkan semuanya ke kepalaku
Terima kasih adalah barang mahal yang mustahil kau jual
Sedang kecurangan semakin banyak diobral hingga tercecer
Kalimat cinta begitu murah kau jajakan
Habiskan malu asalkan laku
Aku lucu tertipu harga bujuk dan rayu
Yang penting senang apapun ku tuju
Masih karenamu
Malam-malam tinggallah melintasi
Rasa hati tak lagi sepi
Cinta lain menghampiri lebih kokoh tak bertumpuk janji
Lebih berani dan istimewa tak takut mati
kuucapkan kata sombong yang paling tinggi
Untuk setiap balasan murah janji
NASIB SANG PECINTA
Dan ketika senja akan berlalu
Kumulai saja bait-bait ini dengan penuh pilu
Tentang sebuah hati tak lagi meringis
Atas nama cinta dan pengkhianatan
Melampaui waktunya dan ruang kosong
Duniaku sesak oleh benci,maki dan caci
Karenamu
Kini diam adalah janjiku
Di balik
Dan maut hanyalah sahabat lama, datang menengok kesedihan ini
Sendirian saja janjinya
Tapi telah kulihat cahaya
Bersandar pada keyakinan rapuhku
Lantas hendak ikut berlalu
Juga karenamu
Selalu saja nama itu
Mondar-mandir menyusuri otakku
Sedang aku masih tak sempat berontak
Kepada hening jika jasad ini kesepian
Dari penjara hati yang kau pakaikan
Tetap karenamu
Malam-malam tinggallah melintasi
Rasa hati masih sepi
Ada cinta yang menyendiri
Di tengah dada kering milikku
Menjauhi harapan setiap organku
Ucapkan kata sombong yang paling tinggi
Tanpa jawaban tiada terduga
Semua karenamu
Kumulai saja bait-bait ini dengan penuh pilu
Tentang sebuah hati tak lagi meringis
Atas nama cinta dan pengkhianatan
Melampaui waktunya dan ruang kosong
Duniaku sesak oleh benci,maki dan caci
Karenamu
Kini diam adalah janjiku
Di balik
Dan maut hanyalah sahabat lama, datang menengok kesedihan ini
Sendirian saja janjinya
Tapi telah kulihat cahaya
Bersandar pada keyakinan rapuhku
Lantas hendak ikut berlalu
Juga karenamu
Selalu saja nama itu
Mondar-mandir menyusuri otakku
Sedang aku masih tak sempat berontak
Kepada hening jika jasad ini kesepian
Dari penjara hati yang kau pakaikan
Tetap karenamu
Malam-malam tinggallah melintasi
Rasa hati masih sepi
Ada cinta yang menyendiri
Di tengah dada kering milikku
Menjauhi harapan setiap organku
Ucapkan kata sombong yang paling tinggi
Tanpa jawaban tiada terduga
Semua karenamu
PATAH HATI
Langit seperti bosan mengawasiku
Ujung rambut hingga ujung kaki tak dapat menerimanya
Aku diusir dari lingkaran cinta yang sebelumnya kujadikan ratu
Apakah hukuman ataukah harga yang harus kubayar dari ketidaksempurnaanku ?
Masihkah ada kesialan yang berlevel lebih tinggi dari ini ?
Kekecewaanku sudah tak berbentuk lagi
Entah bulat,persegi,lonjong bahkan trapesium
Semua menjadi satu pilihan hitam bagiku
Otak ingin saja kubuang agar tak lagi dirundung pilu karena kebodohanmu
Kau jadikan aku sampah atas segala yang telah kau rampas dariku
Sisanya hanyalah aku sampah kotor jijik olehmu
Walau begitu aku belum lupa bagaimanapun kau pernah memujaku
Hingga kuterbangun dari semu yang jajakan itu
Sungguh jebakan yang murah untuk sebuah ketulusanku
Kurasa tak ada yang lebih manis dari segala bujuk rayu yang menawanku
Dan celakanya sampai aku pernah berpikir agar layak mati di pelukanmu
Sungguh gelar juara paling tinggi apakah yang pantas kau terima atas perangkapmu ini ?
Ujung rambut hingga ujung kaki tak dapat menerimanya
Aku diusir dari lingkaran cinta yang sebelumnya kujadikan ratu
Apakah hukuman ataukah harga yang harus kubayar dari ketidaksempurnaanku ?
Masihkah ada kesialan yang berlevel lebih tinggi dari ini ?
Kekecewaanku sudah tak berbentuk lagi
Entah bulat,persegi,lonjong bahkan trapesium
Semua menjadi satu pilihan hitam bagiku
Otak ingin saja kubuang agar tak lagi dirundung pilu karena kebodohanmu
Kau jadikan aku sampah atas segala yang telah kau rampas dariku
Sisanya hanyalah aku sampah kotor jijik olehmu
Walau begitu aku belum lupa bagaimanapun kau pernah memujaku
Hingga kuterbangun dari semu yang jajakan itu
Sungguh jebakan yang murah untuk sebuah ketulusanku
Kurasa tak ada yang lebih manis dari segala bujuk rayu yang menawanku
Dan celakanya sampai aku pernah berpikir agar layak mati di pelukanmu
Sungguh gelar juara paling tinggi apakah yang pantas kau terima atas perangkapmu ini ?
KERINDUANKU
Biar saja waktu terus menghindari kejarku
Dan memberikanku kesempatan untuk segera merampungkan gunungan rinduku
Sampai kutemukan ruang yang tepat agar dapat kuletakkan gunungan itu
Ini sudah menjadi yang paling tinggi dari letusan perasaanku
Hingga tak cukup jauh untuk menempuh ujung jalan rasa ini
Entah harus berkendara apa guna melewati dan tiba menjemputnya
Tak mampu kuhitung berapa millennia agar sebanding dengan waktu terkuburnya itu
Terkubur sangat dalam begitu dalam
Kuyakini tak ada penyakit manapun yang setara ganasnya daripada ini
Dan teriakan rindu ini jauh melebihi seram jerit para pendosa di Neraka
Tuhan sungguh tega atas ciptaanNya yang satu ini
Lebih baik berdosa dibanding harus menanggung terjangan rindu
Setitik nafsu kubangkitkan agar sedetik menolak siksa jiwa raga ini
Namun kelumpuhan sungguh telah merampas segalanya
Mustahil kubayangkan sosokmu apalagi melihat dan bertemu
Sesekali muncul secuil keinginan berontak terhadap ini
Lagi itupun dibinasakan oleh waktu dan sakit yang mendera hebat
Mungkin suatu saat kau akan tahu dan terseret merasakannya
Suatu saat yang belum tentu dikehendaki Tuhan
Sedang aku diam dan terhapus waktu.
Dan memberikanku kesempatan untuk segera merampungkan gunungan rinduku
Sampai kutemukan ruang yang tepat agar dapat kuletakkan gunungan itu
Ini sudah menjadi yang paling tinggi dari letusan perasaanku
Hingga tak cukup jauh untuk menempuh ujung jalan rasa ini
Entah harus berkendara apa guna melewati dan tiba menjemputnya
Tak mampu kuhitung berapa millennia agar sebanding dengan waktu terkuburnya itu
Terkubur sangat dalam begitu dalam
Kuyakini tak ada penyakit manapun yang setara ganasnya daripada ini
Dan teriakan rindu ini jauh melebihi seram jerit para pendosa di Neraka
Tuhan sungguh tega atas ciptaanNya yang satu ini
Lebih baik berdosa dibanding harus menanggung terjangan rindu
Setitik nafsu kubangkitkan agar sedetik menolak siksa jiwa raga ini
Namun kelumpuhan sungguh telah merampas segalanya
Mustahil kubayangkan sosokmu apalagi melihat dan bertemu
Sesekali muncul secuil keinginan berontak terhadap ini
Lagi itupun dibinasakan oleh waktu dan sakit yang mendera hebat
Mungkin suatu saat kau akan tahu dan terseret merasakannya
Suatu saat yang belum tentu dikehendaki Tuhan
Sedang aku diam dan terhapus waktu.
JATUH CINTA
Aku berhenti dari kedipan ini
Juga raga yang dipaksa berhenti mematuhi gerak
Akal juga hatiku terasa menyepakati sesuatu
Hal yang biasa orang sebut CINTA
Sebuah keindahan telah menahanku dari hasrat arah kaki
Tiada nyali untuk kumenduga apakah wujud kaum Hawa ataukah fatamorgana surga
Sejenak mataku dimanja oleh damai pandangan ini
Dan kuingin waktu tak bosan menunggu sampai kubiarkan kata “puas” lolos dari bibir ini
Rasa kehendak hati agar semua kesempatan benar-benar dalam kendaliku
Yang akan kulupakan siang dan malam dipenuhi kekagumanku
Sumpah ! sekujur tubuh akan menyesal berkepanjangan jika sampai membiarkan keajaiban ini memutuskan untuk menghilang dari pecandunya ini
Tuhan Maha menciptakan dan berkehendak
Kurasa tak perlu lagi membayangkan bidadari akan seperti apa dibanding apa yang kualami detik ini
Memang tak adil jika berpikir semua ini tak berakhiran
Namun apa daya atas takdir yang mustahil kuperintah
Dan sudah kusangka ringan saja perasaan ini ditinggalkan waktu tanpa sempat kutumpahkan cinta dan kagum ini kepadamu
Kemudian kau berlalu dengan meninggalkan tanya di benakku tentang siapa namamu.
Juga raga yang dipaksa berhenti mematuhi gerak
Akal juga hatiku terasa menyepakati sesuatu
Hal yang biasa orang sebut CINTA
Sebuah keindahan telah menahanku dari hasrat arah kaki
Tiada nyali untuk kumenduga apakah wujud kaum Hawa ataukah fatamorgana surga
Sejenak mataku dimanja oleh damai pandangan ini
Dan kuingin waktu tak bosan menunggu sampai kubiarkan kata “puas” lolos dari bibir ini
Rasa kehendak hati agar semua kesempatan benar-benar dalam kendaliku
Yang akan kulupakan siang dan malam dipenuhi kekagumanku
Sumpah ! sekujur tubuh akan menyesal berkepanjangan jika sampai membiarkan keajaiban ini memutuskan untuk menghilang dari pecandunya ini
Tuhan Maha menciptakan dan berkehendak
Kurasa tak perlu lagi membayangkan bidadari akan seperti apa dibanding apa yang kualami detik ini
Memang tak adil jika berpikir semua ini tak berakhiran
Namun apa daya atas takdir yang mustahil kuperintah
Dan sudah kusangka ringan saja perasaan ini ditinggalkan waktu tanpa sempat kutumpahkan cinta dan kagum ini kepadamu
Kemudian kau berlalu dengan meninggalkan tanya di benakku tentang siapa namamu.
Langganan:
Postingan (Atom)